Friday, May 8, 2015

Tabulampot Mangga

Tabulampot Mangga

Tabulampot Mangga

Siapa yang tidak suka buah mangga ? hmm rasanya yang manis dan daging buahnya yang lembut sangat nikmat untuk disantap baik langsung maupun dibuat menjadi juice. Buah mangga yang kaya akan antioksidan dan vitamin C, sangat bermanfaat untuk tubuh. Jika sedang musim berbuah, kita dapat jumpai banyak penjual yang menjajakan buah tersebut di warung pinggir jalan dengan harga yang sangat terjangkau. Lalu bagaimana jika kita memiliki sendiri pohon mangga yang ditanam di pekarangan rumah dan berbuah lebat ?
Pastinya akan membuat hati menjadi senang dan suasana rumah menjadi asri. Pohon mangga selain bermanfaat untuk diambil buahnya juga dapat digunakan untuk peneduh karena daunnya yang rimbun. Apabila lahan pekarangan yang kita miliki cenderung sempit dan terbatas terutama rumah didaerah perkotaan dan kita ingin memiliki pohon mangga, maka solusinya dapat menggunakan Tabulampot mangga. Keunggulan tabulampot ini mudah dipindahkan, perawatan relative mudah dan tidak membutuhkan tempat yang luas. Selain itu kualitas buah yang dihasilkan juga tidak kalah dengan buah mangga hasil kebun yang tentunya harus diberi pupuk yang sesuai dan lebih disarankan untuk menggunakan pupuk organik.

Pemilihan Pot

Gunakan pot dengan diameter minimal 30 cm dan ketinggian pot sekitar 35 cm. Kemudian, isi pot tersebut berturut-turut dengan ijuk, pecahan genteng yang berfungsi sebagai penahan keluarnya media tanam dengan ketebalan 5 cm. Pot yang digunakan bisa berupa pot plastik, drum bekas, maupun pot keramik/tanah liat. Masing-masing bahan pot memiliki keunggulan tersendiri. Penulis sendiri awalnya menggunakan pot dari bahan plastik karena mempertimbangkan bobot total tanaman supaya mudah dipindahkan.

Media tanam

Media tanam yang digunakan untuk tabulampot hampir sama untuk tanaman jenis lain, Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah gembur/subur yang dicampur dengan pupuk kandang/kompos yang matang dengan perbandingan 2 : 1 , 3 : 1 atau 1 : 1, tergantung dari kesuburan tanah yang digunakan. Jika kesuburan tanahnya kurang, maka campuran pupuk kandang/kompos diperbanyak. Semakin banyak pupuk kandang/kompos-nya, umumnya pertumbuhan tanaman semakin bagus. Tapi pemberiannya jangan berlebihan karena tanaman mudah roboh tertiup angin kencang sebagai akibat medianya terlalu gembur sehingga tidak dapat menahan akar.

Pemilihan bibit
Untuk mendapatkan hasil yang baik dari tabulampot mangga, maka pemilihan bibit menjadi amat penting. Sebaiknya menggunakan bibit hasil okulasi maupun bibit yang diperbanyak dengan cara vegetative lainnya. Bibit hasil vegetative memiliki sifat yang sama dengan induknya dan lebih cepat berbuah dibandingkan bibit dari biji. Pada umumnya pohon mangga dapat berbuah setelah berumur 3 tahun sejak tanam (bibit hasil okulasi). Sebaiknya membeli bibit yang sudah memiliki sertifikat atau dari penjual bibit yang sudah ternama, karena lebih terjamin kualitas bibit yang kita peroleh.

Perawatan

Secara umum, pemeliharaan tanaman untuk tabulampot mangga sama saja dengan tanaman lainnya. Tentu diperlukan bibit tanaman yang unggul, medium tanam yang gembur dan subur serta pemupukan yang rutin. Hanya saja frekuensi pemberian air dan pupuk harus diatur supaya tanaman tidak kelihatan layu apabila kurang air dan batang cenderung tinggi jika pupuknya kurang. Pemberian air yang yang berlebih juga bisa menyebabkan penyakit busuk akar, sebaiknya cukup disiram 2 kali sehari pagi dan sore. Untuk pupuk menggunakan kompos atau pupuk organik lannya dan diberikan untuk periode setiap 3 bulan.

Masa berbuah

Tabulampot mangga mulai berbuah setelah 3 tahun ditanam, hasil ini akan bervariasi tergantung jenis pohon mangga yang digunakan (indramayu, harum manis, golek, gedong gincu, madu, cengkir, manalagi, chokanan dan jenis lainnya ). Untuk jenis chokanan dapat berbuah sepanjang tahun dan tidak mengenal musim



No comments:

Post a Comment