Tabulampot Mangga
Siapa yang tidak suka buah mangga
? hmm rasanya yang manis dan daging buahnya yang lembut sangat nikmat untuk
disantap baik langsung maupun dibuat menjadi juice. Buah mangga yang kaya akan
antioksidan dan vitamin C, sangat bermanfaat untuk tubuh. Jika sedang musim
berbuah, kita dapat jumpai banyak penjual yang menjajakan buah tersebut di
warung pinggir jalan dengan harga yang sangat terjangkau. Lalu bagaimana jika
kita memiliki sendiri pohon mangga yang ditanam di pekarangan rumah dan berbuah
lebat ?
Pastinya akan membuat hati
menjadi senang dan suasana rumah menjadi asri. Pohon mangga selain bermanfaat
untuk diambil buahnya juga dapat digunakan untuk peneduh karena daunnya yang
rimbun. Apabila lahan pekarangan yang kita miliki cenderung sempit dan terbatas
terutama rumah didaerah perkotaan dan kita ingin memiliki pohon mangga, maka
solusinya dapat menggunakan Tabulampot mangga. Keunggulan tabulampot ini mudah
dipindahkan, perawatan relative mudah dan tidak membutuhkan tempat yang luas. Selain
itu kualitas buah yang dihasilkan juga tidak kalah dengan buah mangga hasil
kebun yang tentunya harus diberi pupuk yang sesuai dan lebih disarankan untuk
menggunakan pupuk organik.
Pemilihan Pot
Gunakan pot dengan diameter minimal 30 cm dan
ketinggian pot sekitar 35 cm. Kemudian, isi pot tersebut berturut-turut dengan
ijuk, pecahan genteng yang berfungsi sebagai penahan keluarnya media tanam
dengan ketebalan 5 cm. Pot yang digunakan bisa berupa pot plastik, drum bekas,
maupun pot keramik/tanah liat. Masing-masing bahan pot memiliki keunggulan
tersendiri. Penulis sendiri awalnya menggunakan pot dari bahan plastik karena
mempertimbangkan bobot total tanaman supaya mudah dipindahkan.
Media tanam
Media tanam yang digunakan
untuk tabulampot hampir sama untuk tanaman jenis lain, Media tanam yang digunakan berupa
campuran tanah gembur/subur yang dicampur dengan pupuk kandang/kompos yang matang
dengan perbandingan 2 : 1 , 3 : 1 atau 1 : 1, tergantung dari kesuburan tanah
yang digunakan. Jika kesuburan tanahnya kurang, maka campuran pupuk
kandang/kompos diperbanyak. Semakin banyak pupuk kandang/kompos-nya, umumnya
pertumbuhan tanaman semakin bagus. Tapi pemberiannya jangan berlebihan karena
tanaman mudah roboh tertiup angin kencang sebagai akibat medianya terlalu
gembur sehingga tidak dapat menahan akar.
Pemilihan bibit
Untuk mendapatkan hasil yang
baik dari tabulampot mangga, maka pemilihan bibit menjadi amat penting. Sebaiknya
menggunakan bibit hasil okulasi maupun bibit yang diperbanyak dengan cara vegetative
lainnya. Bibit hasil vegetative memiliki sifat yang sama dengan induknya dan
lebih cepat berbuah dibandingkan bibit dari biji. Pada umumnya pohon mangga dapat
berbuah setelah berumur 3 tahun sejak tanam (bibit hasil okulasi). Sebaiknya membeli
bibit yang sudah memiliki sertifikat atau dari penjual bibit yang sudah
ternama, karena lebih terjamin kualitas bibit yang kita peroleh.
Perawatan
Secara umum, pemeliharaan tanaman untuk
tabulampot mangga sama saja dengan tanaman lainnya. Tentu diperlukan bibit
tanaman yang unggul, medium tanam yang gembur dan subur serta pemupukan yang
rutin. Hanya saja frekuensi pemberian air dan pupuk harus diatur supaya tanaman
tidak kelihatan layu apabila kurang air dan batang cenderung tinggi jika
pupuknya kurang. Pemberian air yang yang berlebih juga bisa menyebabkan
penyakit busuk akar, sebaiknya cukup disiram 2 kali sehari pagi dan sore. Untuk
pupuk menggunakan kompos atau pupuk organik lannya dan diberikan untuk periode
setiap 3 bulan.
Masa berbuah
Tabulampot mangga mulai berbuah setelah 3
tahun ditanam, hasil ini akan bervariasi tergantung jenis pohon mangga yang
digunakan (indramayu, harum manis, golek, gedong gincu, madu, cengkir, manalagi,
chokanan dan jenis lainnya ). Untuk jenis chokanan dapat berbuah sepanjang
tahun dan tidak mengenal musim
No comments:
Post a Comment